Skoliosis di Belanda

Sbenernya agak telat sharenya. Tp tidak ada kata terlambat. *ngeles* :D

(Maandag/Monday/Senin, 23 September 2013)

When you guys have the normal back bone, the xray will show a photo, kind a, like this one:

But, i have a scoliosis :D, so my back bone is just like this:

Scary right. Am i in so much pain? No. I only feel pain if i am very very tired.

So, bentuk skoliosis saya adalah S curved dengan derajat kelengkungan bagian atas adalah 92, dan bawah 86, pada 9 Juli 2008. Lalu, pada September 2013, saya melakukan rontgen kembali, dan dokter berkata kalau derajat saya adalah sekitar 82-85 derajat. Well artinya derajat saya berkurang sekitar 7-10 derajat dalam kurun waktu 5 tahun. Aneh ya? Padahal umur saya udah 27 tahun lho. Dan secara medis pun pasti banyak yang menyangkal. Well, saya akan share xray terbaru, setelah saya diizinkan memfoto xray nya sama si dokter yg pegang xray saya. *)Kalo di Belanda, xray langsung dikasih ke dokter dan sampe hari ini saya belum liat xray saya.

Karena saya menolak operasi, jadi dari 2008 - tiba di Belanda, tiap malem saya tidur dilantai yang dialasin karpet dan bedcover. Trus pake jaket dan selimut biar ga masuk angin. Lalu saya juga dibeliin inversion table buat gelantungan kebalik. Tapi setelah bicara lagi ma dokter, ternyata si inversion table ga bagus buat skoliosis saya, manut aja deh. Plus saya berenang juga sebulan sekali (males bgt dahh soalnya dingin :D). Setelah ada dana, barulah saya beli kasur orthopedic yang paling keras. Sumpah nyenyak banget di kasur itu (atau cuma perasaan saya doang yak? :D). Plus tidak lupa minta didoain sama Ibu biar diberi kesembuhan (karna beliau sangat rajin ibadah, doanya pasti lebih kuat. Kalo saya mahh, hare hare. :D). Mungkin hal-hal tersebut yang mempengaruhi perubahan derajat saya. Pasti para medis ga percaya. Tapi karna saya believer, saya percaya kalo Allah yang dulu bikin tulang punggung saya normal, bisa kasih kembali ke saya atau membuat tulang saya jadi lebih baik. Aamiin. Ya, paling tidak saya bisa hamil dan melahirkan dengan normal. Aamiin. Dan kalo ga lurus 100% di dunia, sisanya saya dapet pahala yang banyak, buat bantu saya ke surga saat the Day of Judgement. Aamiin. (Caution! This statement and the way of thinking Only Valid for Believers)

Semua dokter yang saya datengin, Pastinya, nyuruh operasi kalo cuman liat dari derajatnya. Tapi ketika sampe sini, kira kira percakapan awalnya adalah begini:

Doctor: (dengan pasang muka prihatin) "According to your xray, you have a very bad scoliosis, with a about 82 degrees curvature."
Me: "Wow, that is shocking, because in 2007 (i was wrong, it was supposed to be 2008), the doctor who measured my curve said that my curve was about 86-92 degrees." (sambil pasang muka senang)
Doctor: (muka prihatin berubah jadi muka kaget setelah denger kata-kata saya. Sambil liat-liat punggung ane) "Well, then, it will useful if you can give me your previous xray."
Me: "Ok, Doc."

Setelah itu saya dirujuk ke tpt fisioterapi dan mengobrol dengan terapis yg sama kagetnya ketika mendengar apa yg saya katakan ttg derajat saya tahun 2008. Lanjut. Lalu dia nyuruh saya tengok kiri, tengok kanan, ruku, ngangkat kedua tangan ke atas, dan belokin bdan ke kiri dan ke kanan. Tampak kaget dia, karna katanya banyak sekali orang dengan kondisi skoliosis ga bisa melakukan, minimal 1 gerakan dari gerakan yg saya lakukan tersebut. Selanjutnya dia ngasi treatment yang katanya berfungsi untuk memperbaiki mobilitas tulang belakang, terutama dibagian yang sering sakit (punggung bawah). Enak bgt treatmentnya, hahahaha. Setelah itu, dia bilang kalo seluruh fungsi tubuh saya bekerja normal seperti orang normal (aduh seneng bgt ya saya dengernya!) dan dia langsung bilang "Jangan Operasi!". Dan dia bilang nanti akan ada treatment untuk memperbagus mobilisasi si tulang terus ngasi latian-latian buat punggung buat dilakukan sendiri tiap hari di rumah. Lanjut, dia menjelaskan kalo saya operasi, gerak tubuh jadi terbatas. Dan mungkin ada gerakan yg ga bakal bisa saya lakukan seperti sediakala kalo saya operasi. Satuju' pisan atuh, saya juga gak mau operasi. Ya kadang-kadang stress sih kalo mau pake kebaya atau baju yg modelnya ketat dipunggung. Sedih juga. Tapi kalo operasi cuma buat biar bagus pake baju apapun, aduh ngga deh. It's not worth it.

Itulah kira-kira yang terjadi pada pertemuan pertama saya dengan dokter dan terapis. :D


Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.